Media Puzzle untuk Belajar Anak Usia Dini

MAKALAH

Media Belajar Anak Usia Dini

 

OLEH :

Nama : Dwi Nami Karlina

NIM    : 272014017

 

 

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2014

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YME bahwa dengan Rahmat dan Hidayahnya penulis dapat menyelesaikan Makalah Tugas Media dan Sumber Belajar tentang Media Belajar Anak Usia Dini sebagai tugas Mata Kuliah Semester satu.

Semoga Makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat memenuhi kriteria tugas yang  diberikan serta dapat menjadi nilai tambah untuk penulis.

Tak ada yang sempurna, begitu pula dengan penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penulis menerima kritik positif dari pembaca sebagai perbaikan bagi penulis dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfat.

Salatiga, 07 November 2014

Penulis

DAFTAR ISI

COVER DEPAN………………………………………………………………………………………………………….. 1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………… 2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………….. 3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………. 4

  1. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………… 4
  2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………………………. 5
  3. Tujuan ……………………………………………………………………………………………………………… 5
  4. Landasan Teori………………………………………………………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………… 8

  1. Cara Pembuatan Puzzle………………………………………………………………………………………. 8
  2. Cara Bermain Puzzle…………………………………………………………………………………………… 8
  3. Manfaat Puzzle Bagi Anak Usia Dini……………………………………………………………………. 9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………….. 11

  1. Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………… 11
  2. Saran………………………………………………………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………….. 12

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Latar belakang

Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain, anak akan memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Bermain merupakan sarana untuk menggali pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak. Bermain juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas dan daya cipta, karena bermain adalah sumber pengalaman dan uji coba.

Bermain, dari segi pendidikan adalah kegiatan permainan menggunakan alat permainan yang mendidik serta alat yang bisa merangsang perkembangan aspek kognitif, sosial, emosi, dan fisik yang dimiliki anak. Oleh karena itu, dari sudut pandang pendidikan bermain sangat membutuhkan alat permainan yang mendidik. Seperti salah satunya adalah puzzle Mainan puzzle adalah salah satu mainan edukatif untuk anak dan merupakan alasan yang baik bagi orang tua untuk membeli mainan puzzle tersebut. Selain dapat memberikan keuntungan untuk orang tua berupa waktu tenang dan dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya, ternyata ada banyak manfaat bagi anak-anak yang secara teratur bermain dengan puzzle. Ada banyak sekali jenis dan gambar puzzle anak yang tersedia di pasaran dan mudah sekali ditemukan.

Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang.

Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.

  1. Rumusan Masalah
  2. Bagaimana cara membuat puzzle ?
  3. Bagaimana cara bermain puzzle ?
  4. Apasaja manfaaat puzzle bagi AUD ?
  1. Tujuan Penulisan
  2. mengetahui cara pembuatan puzzle
  3. mengetahui cara bermain puzzle
  4. mengetahui manfaat puzzle bagi AUD
  1. Landasan Teori

Kecerdasan anak usia dini merupakan modal dasar yang sangat menentukan arah hidup di masa dewasa. Anak usia dini yang akan menjadi anak tunas bangsa, memerlukan perhatian khusus terutama dalam hal pendidikan. Dalam dunia maya, anak usia dini belajar melalui bermain. Dengan bermain dapat meningkatkan kecerdasan multiple inteligence. Menstimulasi kecerdasan tersebut, anak dapat dilakukan melalui permainan puzzle. Puzzle ini bahan bakunya dari kardus bekas. Selain mudah didapat bahannya dan harganya terjangkau, juga dapat memberikan rangsangan pada perkembangan otak anak. Sebagaimana yang tertuang dalam hasil konferensi Genewa tahun 1979, bahwa aspek-aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini yaitu motorik, bahasa, kognitif, emosi, social, moralitas dan kepribadian.

Berikut ini teori-teori bermain dalam perkembangan anak:

1. Psikoanalitik Mengatasi pengalaman traumatic
2. Kognitif-Piaget Mempraktekkan dan melakukan konsolidasi konsep-konsep serta ketrampilan yang telah dipelajari sebelumnya.
3. Kognitif-Vygotsky Memajukan berfikir abstrak, belajar dalam kaitan ZPD, pengaturan diri.
4. Kognitif-Bruner/ Sutton-Sumith singer Memunculkan fleksibilitas perilaku dan berfikir, imajinasi dan narasi, mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan luar.
5. Arovsal Modulation Tetap membuat anak terjaga pada tingkat optimal dengan menambah stimulant.
6. Batesoll Memajukan kemampuan untuk memahami berbagai tingkatan makna.

(sumber: Johson et al,1999,hal.9)

Hasil penelitian Roger Spery pada tahun 1960 (dalam Gunawan, 2003) menunjukkan adanya dua hemisfer otak, yaitu hemisfer kiri dan kanan yang masing-masing mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Fungsi otak :

Kecerdasan Intelektual (Otak Kiri) Kecerdasan Emosional (Otak Kanan)
1. Urut/Sekuensial Acak/ Random
2. Deskriptif Asosiatif
3. Detail Global/Gestalt
4. Huruf Simbol Gambar/Grafik
5. Kata Warna
6. Teratur Spontan
7. Logis Intuitif
8. Rasional Emosional

(Sumber: Roger Sperry, 1961)

Menurut DePorter (1999), bahwa otak kiri karakteristiknya bersifat logis, sekuensial,linear dan rasional, sedangkan karakteristik otak kanan adalah bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik. Dalam  proses kerja otak manusia, stimulasi otak bagian kiri atau kanan saja kurang sempurna tanpa adanya rangsangan atau dorongan dari bagian lainnya.

Dari berbagai pernyataan dan problem-problem tentang bagaimana meningkatkan kecerdasan  anak dalam usia dini melalui permainan, oleh karena itu penulis mempunyai gagasan ide untuk menstimulasikan kondisi tersebut dengan menginovasi permainan puzzle yang terbuat dari kardus bekas. Selain mudah dan murah bahan bakunya, juga intensitasnya tinggi dalam meningkatkan kecerdasan.

Kegiatan sentra puzzle ini dapat dirangkai dengan potongan jumlah yang sesuai dengan usia anak. Misalnya pada usia 2-3 tahun, potongan puzzlenya tidak kurang dari 4 biji; usia 3-4 tahun potongan puzzlenya tidak lebih dari 5 biji, untuk anak TK (4-5) tahun potongan puzzlenya tidak lebih dari enam biji dan untuk SD keatas potongan puzzlenya tidak lebih dari tujuh biji. Seperti  sentra-sentra lainnya sentra puzzle pun bisa dikemas sedemikian rupa, oleh karena itu semua kecerdasan anak terealisasikan dengan baik. Misalnya di puzzle tersebut diberi gambar orang yang sedang solat ( untuk mencerdaskan daya spiritualisasinya anak), dimainkan oleh dua anak (untuk mengasah daya emosi-sosial dan interpersonal), jika permainan puzzle ini jika dilakukan oleh anak-anak maka akan mengasah daya kompetitif anak dan lain-lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Cara pembuatan puzzle
  • Alat dan Bahan :
  • Gambar/bentuk yang di butuhkan
  • Kardus 2 buah dengan ukuran yang sama
  • Lem
  • Pensil
  • Gunting
  • Cuter
  • Penggaris
  • Kertas lipat
  • Cara Pembuatan
  • Siapkan dua bua kardus ukuran sama.
  • kardus pertama dijadikan alas
  • kardus kedua dijadikan bagian atas. Di kardus kedua ini gambar pola bentuk. lalu potong polanya dengan pisau cutter. potong sedikit sisi-sisi bagian pola yang terlepas agar lebih mudah dimasukan dan dikeluarkan dari kardus dasar.
  • Temple kertas lipat pada pola yang terlepas yang sudah dipotong sedikit sisi-sisinya tadi. usahakan setiap pola berbeda warna
  • tempelkan kardus alas dan atas (bagian dasar) lalu temple kertas lipat pada lubang sesuai warna bentuknya.
  1. Cara bermain puzzle
  • Acak puzzle
  • Ajak anak mencocokan potongan puzzle tersebut
  • Setelah selesai berikan pujian pada anak
  1. Manfaat puzzle bagi AUD
  • Stimulasi Mental
    Puzzle adalah sumber stimulasi mental bagi anak-anak dari segala usia, meskipun permainan puzzle telah dilakukan secara berulang-ulang. Anak Anda harus memikirkan strategi terbaik untuk mencocokan potongan-potongan puzzle kardus tersebut seperti memasang potongan tersebut pada tepi pertama dan mengisi ruang koong yang berada ditengah sehingga terbentuklah gambar puzzle yang utuh. Mereka juga ditantang dari bagian pertama sampai dengan terakhir untuk mencoba menemukan potongan khusus dengan menghubungkan bagian atas sehingga menyerupai gambar seutuhnya. Bahkan mainan elektronik dan mainan edukatif yang saat ini di banyak tersedia dipasaran jarang dapat bersaing dengan tantangan yang konsisten disajikan oleh puzzle yang sederhana.
  • Melatih Koordinasi Antara Mata dengan Tangan
    Mengembangkan koordinasi antara mata dengan tengan merupakan hal yang sangat penting bagi anak kecil, dan dengan mainan puzzle kardus adalah cara yang bagus untuk melakukannya. Alasan anak-anak kecil harus menggunakan potongan puzzle yang besar dan mencobanya dengan lebih giat untuk menyesuaikannya supaya tecipta keseluruhan gambar yang lengkap adalah karena mereka belum mengembangkan koordinasi yang diperlukan untuk terampil dalam menyusun puzzle dengan potongan-potongan kecil.
  • Untuk anak bayi, mainan ini bisa dimulai dengan puzzle pasak kardus yang dilakukan dengan bimbingan orang tua dengan cara menuntun tangan kecil sang anak untuk meyusun mainan ini. Dan seiring berjalan waktu mereka mulai bisa menyamai bentuk dan melakukan permainan game puzzle dengan sendirinya. Ini adalah refleksi dari perkembangan bertahap koordinasi antara mata dengan tangan.
  • Keterampilan Pemecahan Masalah dan Penalaran.
    Menyusun game puzzle anak juga menuntut pemecahan masalah dan keterampilan penalaran. Anak-anak selalu dihadapkan dengan masalah-masalah kecil yang harus diselesaikan dalam rangka untuk menyelesaikan puzzle supaya berhasil. Misalnya, ketika tersisa beberapa potongan terakhir yang memiliki bentuk dan warna hampir sama maka anak harus menentukan mana yang cocok dan ini biasanya dilakukan dengan proses eliminasi, mencobanya satu persatu bagian di setiap lubang sampai terpasang dengan benar. Dengan waktu, anak-anak mampu memecahkan masalah-masalah kecil ini jauh lebih cepat.
  • Melatih Daya Kreatifitas
    Banyak anak yang terpicu daya kreatifnya hanya dengan bermain puzzle. Mereka menikmati melihat gambar pada kotak dan menyelesaikannya. Mungkin mereka dapat diarahkan juga untuk menggambar, melukis, dan gambar warna yang mirip di alam. Saat mengembangkan semua keterampilan di atas, puzzle sering membuka pintu untuk kreativitas juga.
  • Melatih konsentrasi
  • Melatih logika
  • Memperkuat daya ingat
  • Mengenalkan anak pada konsep hubungan
  • Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis (menggunakan otak kiri)
  • Puzzle adalah salah satu permainan yang disukai anak. Permainan ini juga disebut “bongkar pasang”. Aspek yang dikembangkan adalah
  • Aspek kognitif, anak memikirkan susunan yang mana yang akan di cocokan dari puzzle tersebut.
  • Motorik halus, anak menyusun puzzle dengan menggunakan tangan, maka motorik halus anak akan berkembang.
  • Bahasa, anak dapat menyebutkan gambar/bentuk yang terbentuk dari susunan puzzle tersebut.
  • Aspek sosial emosional, anak bias bekerjasama dengan temannya dalam menyusun puzzle dan bias melatih kesabaran anak, ketekunan dan ketelitian dalam menyusun puzzle tersebut.

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Puzzle merupakan media permainan edukatif yang dengan mudah kita bisa membuatnya sendiri bahkan dengan bahan-bahan bekas di sekeliling kita. Selain itu banyak manfaat yang di peroleh anak ketika bermain puzzle baik aspek aspek kognitif, motorik halus, bahasa, maupun aspek sosial emosional. Seperti halnya melatih stimulasi mental, melatih koordinasi antara mata dengan tangan, keterampilan pemecahan masalah dan penalaran, melatih daya kreatifitas, melatih konsentrasi, melatih logika, memperkuat daya ingat, mengenalkan anak pada konsep hubungan, dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih berfikir matematis (menggunakan otak kiri).

  1. Saran

Anak usia dini sangat tertarik dengan warna-warna yang kontras, maka dalam media permainan edukasi puzzle ini bisa menggunakan gambar/bentuk dengan warna-warna yang kontras. Dengan demikkian anak lebih tertarik untuk bermain puzzle.

DAFTAR PUSTAKA

http://blogsedukasi.blogspot.com/2012/06/puzzle-kardus-aletrnatif-dalam.html

http://theurbanmama.com/articles/puzzle-buatan-sendiri.html

http://desniutami.blogspot.com/2014/04/mainan-buat-sachie-5-puzzle-dari-kardus.html

Tinggalkan komentar